Kamis, 31 Maret 2016

MAP OF CANDI SUROWONO

https://www.google.com/maps/place/Candi+Surowono/@-7.7461652,112.2181012,13z/data=!4m2!3m1!1s0x0:0xe25af7ca3524d922?sa=X&ved=0ahUKEwjIzqbQxezLAhWCRQ8KHZVVArgQ_BIIiQEwDQ

Jumat, 14 Juni 2013

SEJARAH DESA CANGGU


Sejarah desa Canggu dimulai ketika jaman kerajaan mojopahit.
Ada orang yang bernama Trunojoyo yang mempunyai emapat anak buah, Iromenggolo, Iropati, Gantarpati dan Irobuwono. 

Mereka diduga menyatroni keputren yang konon terletak di Sumber Drajat ( yang sekarang jadi pemandian Surowono). Mereka dikejar oleh para prajurit Mojopahit. Tapi karena kesaktian mereka yang bisa menghilang, mereka bisa meloloskan diri diperkirakan melalui terowongan bawah tanah ( Goa Surowono).
- Iromenggolo lari ke Selatan, di sana ia di kepung oleh prajurit majapahit dan akhirnya tertangkap, maka desa tempat Iromenggolo tertangkap kini bernama desa Kepung. Kecamatan Kepung.
- Iropati melawan prajurit majapahit dengan melemparkan batu bata putih dan saat ini daerah tempat Iropati tertangkap bernama Boto Putih yang masih berada di wilayah Canggu.
- Gantar pati lari dengan mengendarai kuda kecil (belo/ anak kuda) maka daerah tempat Gantarpati ini sekarang disebut dengan daerah Bloran (belo anak jaran)  
- Dan yang terakhir adalah Irobuwono yang mendirikan kerajaan Surabuwana (Surowono Saat ini).

Sedangkan nama desa Canggu sendiri, konon ceritanya ada seorang pemuka agama Islam yang bernama Mbah Surat penasaran dengan tempat pemujaan. Ia bersemedi disekitar Candi Surabuwana. Mbah Surat memohon petunjuk karena rasa penasarannya dengan tempat pemujaan(Candi Surabuwana).
Dan setelah ia bersemedi kakinya tidak bisa berjalan seperti semula, mbah Surat menjadi pincang karena telah di ganggu oleh para jin penunggu candi surabuwana, jadi menurut para sesepuh desa Canggu, asal kata Canggu adalah dari kata “Pincang amergo di ganggu”.
Bisa dipastikan tokoh masyarakat yang terkenal di desa Canggu adalah dari kaum pendatang, karena melihat dari sejarah bahwa desa Canggu memang berkembang setelah datangnya empat orang pendatang. Iromenggolo, Iropati, Gantarpati dan Irobuwono.

CANDI SUROWONO


 Candi Surowono

Candi ini merupakan pemakaman Raja Wengker, saudara raja Rajasanegara. Raja Wengker meninggal tahun 1388 Masehi. Pintu masuk candi ini letaknya di sebelah barat. Ukurannya
7.80 x 7.80 meter. Relief yang menghiasi candi ini diambil dari ceritera Arjunawiwaha

MISTERI TEROWONGAN SUROWONO



Konon ceritanya terowongan Surowono adalah peninggalan kerajaan Majapahit.
terowongan ini digunanakan sebagai persembunyian para raja, pada saat situasi lagi genting(peperangan). Adapula kabar adanya sistem pengairan dan irigasi yang dibangun di bawah permukaan tanah alas Surowono oleh kerajaan tersohor itu.

Terowongan bawah tanah yang selalu terisi air nan mengalir. Hawanya sejuk berselimut rimbun bambu dan akar beringin yang semakin menguat. Terletak di Dukuh Surowono, Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Masyarakat setempat mempercayai bahwa selain candi dan pemandian, terowongan tersebut adalah awal peradaban dusun Surowono.

Terowongan ini adalah terowongan air bawah tanah yang berjarak Sembilan Meter dari permukaan tanah. Mempunyai Dua sisi, yakni Utara dan Selatan. Terowongan sisi Selatan mengarah ke sungai. Terdiri dari Lima sumur dengan jarak antar sumur sekitar 50-100 meter. Mulut terowongan berbentuk kubah, mempunyai tinggi sekitar 160 – 180 sentimeter. Di beberapa bagian, ketinggiannya hanya 150 sentimeter. Bahkan di antara sumur Keempat dan Kelima jarak dasar terowongan dengan langit-langit hanya sekitar 60 sentimeter. Pada dinding-dindingnya banyak rembesan air, sehingga membuat ruangan selalu terisi air dengan ketinggian bervariasi mulai setinggi mata kaki hingga perut orang dewasa.

Sedangkan terowongan sisi Utara fisiknya tak jauh beda dengan terowongan sisi Selatan. Namun hingga saat ini masih belum diketahui terowongan tersebut mengarah kemana. Juru kunci terowongan mengatakan tim penjelajah dari warga setempat tak bisa meneruskan perjalanan. Karena kadar oksigen di dalam terowongan sisi Utara lebih rendah daripada sisi Selatan.